Selamat Datang di Jiangsu Chaoyue Kain Non-woven Co., Ltd.
+86-519-8866 2688
Meskipun penggunaan Kain Bukan Tenunan Spunbond Untuk Masker dalam masker telah secara efektif meningkatkan kinerja perlindungan, namun juga menghadapi banyak tantangan dalam hal perlindungan lingkungan dan daur ulang. Berikut ini adalah analisis mendalam mengenai tantangan-tantangan tersebut.
Komponen utama bahan bukan tenunan yang meleleh adalah polipropilena (PP). Meskipun plastik ini relatif ramah lingkungan selama proses produksinya, namun sifat kimianya sendiri membuatnya sulit untuk didaur ulang. Polypropylene tidak mudah terurai dan biasanya membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai di lingkungan alami, sehingga memberikan beban jangka panjang pada ekosistem.
Karena bahan bukan tenunan yang meleleh terutama digunakan untuk masker sekali pakai, produk ini biasanya langsung dibuang setelah digunakan, sehingga meningkatkan jumlah sampah plastik. Sampah dalam jumlah besar tidak hanya menempati sumber daya TPA, tetapi juga dapat membentuk mikroplastik di lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran tanah dan sumber air.
Karena meluasnya penggunaan masker selama epidemi, kebiasaan penggunaan konsumen secara bertahap cenderung pada produk sekali pakai, mengabaikan pilihan produk yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang. Tren ini telah meningkatkan permintaan akan masker nonwoven sekali pakai, sehingga meningkatkan beban lingkungan.
Meluasnya penggunaan masker sekali pakai telah menyebabkan sejumlah besar limbah medis di rumah sakit, tempat umum, dan rumah, dan pembuangan limbah yang tidak tepat dapat menimbulkan risiko keamanan hayati dan pencemaran lingkungan.
Saat ini, sistem daur ulang di sebagian besar wilayah belum memasukkan kain bukan tenunan yang meleleh ke dalam lingkup daur ulang, dan fasilitas pemrosesan khusus masih kurang. Banyak konsumen yang tidak mengetahui saluran daur ulang bahan bukan tenunan yang meleleh, sehingga mengakibatkan sejumlah besar sampah langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Dalam proses produksi masker, bahan bukan tenunan yang meleleh sering kali digabungkan dengan bahan lain (seperti poliester, spons, dll.), sehingga membuat penguraian dan daur ulang menjadi rumit. Bahan yang berbeda memiliki persyaratan daur ulang yang berbeda, sehingga efisiensi daur ulang secara keseluruhan rendah.
Polipropilena membutuhkan waktu lama untuk terurai, dan kain bukan tenunan tradisional yang mudah meleleh membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai, sehingga berdampak jangka panjang terhadap lingkungan. Meskipun beberapa material baru sedang dikembangkan, proses komersialisasinya masih lambat.
Ketika bahan bukan tenunan yang meleleh terdegradasi di lingkungan, bahan tersebut dapat melepaskan bahan kimia berbahaya, yang selanjutnya mempengaruhi kualitas tanah dan badan air serta membahayakan keseimbangan ekologi.
Industri ini secara aktif menjajaki alternatif bahan yang dapat terurai atau berbahan dasar hayati, seperti penggunaan biomaterial seperti asam polilaktat (PLA). Bahan-bahan tersebut memiliki kinerja degradasi yang baik dalam kondisi alami dan membantu mengurangi beban lingkungan.
Dengan berkembangnya teknologi, teknologi daur ulang yang lebih efisien mungkin muncul di masa depan yang dapat menangani bahan campuran dan meningkatkan laju daur ulang bahan bukan tenunan yang meleleh. Para peneliti juga mengeksplorasi teknologi pemisahan baru untuk memisahkan berbagai bahan secara efektif.
Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai permasalahan lingkungan akibat bahan bukan tenunan yang mudah meleleh. Melalui edukasi dan publisitas, konsumen didorong untuk memilih produk masker yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang serta mengurangi penggunaan produk sekali pakai.
Pemerintah dan organisasi industri harus memperkenalkan kebijakan yang relevan untuk mendorong penggunaan dan promosi bahan ramah lingkungan, mendorong perusahaan untuk merancang produk ramah lingkungan, dan meningkatkan sistem pengelolaan limbah.
Penerapan bahan bukan tenunan yang meleleh pada masker secara efektif meningkatkan efek perlindungan, namun tantangannya dalam perlindungan lingkungan dan daur ulang tidak dapat diabaikan. Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, industri perlu mendorong pembangunan berkelanjutan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan melalui upaya di banyak aspek seperti inovasi teknologi, dukungan kebijakan dan pendidikan masyarakat. Di masa depan, dengan meningkatnya kesadaran lingkungan dan kemajuan teknologi, penggunaan bahan bukan tenunan yang meleleh dapat berkembang ke arah yang lebih berkelanjutan